Pada Agustus 2015, Provinsi Sulawesi Selatan terjadi inflasi sebesar 0,37 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 120,41. Dari 82 kota IHK, tercatat 59 kota mengalami inflasi, sedangkan 23 kota lainnya deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 2,29 persen dengan IHK 128,17 dan terendah terjadi di Sumenep, Kediri dan Probolinggo sebesar 0,02 persen dengan IHK masing-masing 118,76, 119,65 dan 120,36. Deflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar -1,77 persen dengan IHK 119,95 dan terendah terjadi di Singkawang sebesar -0,01 persen dengan IHK 120,88.
Inflasi di Provinsi Sulawesi Selatan terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan 0,87 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,48 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,19 persen; kelompok kesehatan 0,07 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,98 persen. Dua kelompok lainnya mengalami deflasi yaitu kelompok sandang sebesar -0,18 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,05 persen.
Tingkat inflasi tahun kalender Agustus 2015 sebesar 3,02 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014) sebesar 8,05 persen.
Komponen inti di Sulawesi Selatan pada Agustus 2015 mengalami inflasi sebesar 0,31 persen, tingkat inflasi komponen inti tahun kalender Agustus 2015 sebesar 3,88 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014) sebesar 5,29 persen.
Perubahan IHK untuk kota Makassar terjadi inflasi sebesar 0,44 persen dengan IHK sebesar 120,73.